Reza Sang Penguasa
Di kota bernama transylvania hiduplah seseorang yang pemberani bernama Reza, dia hidup di sebuah rumah susun di kota tersebut. Kota ini dulunya seperti kota biasanya yang memiliki penduduk, kehidupan, dan interaksi setiap harinya. Namun sekarang berubah, 3 tahun lalu kota dengan luas 250.000 km persegi, dengan jumlah penduduk 240.000 jiwa pergi dari kota ini ke kota Z yang berjarak 50 km darinya berkat fenomena yang terjadi pada tahun tersebut. Walaupun begitu, Reza tetap memilih hidup di rumah susunnya yang kamarnya kecil seperti kos-kosan.
Di sini Reza hidup setiap hari dengan kotornya, kamarnya berantakan, namun tetap bahagia yang membuatku semakin kesal akannya..padahal rumah susun ini sangat menyeramkan, tapi tiap malam dia berkeliling ke setiap lantai untuk mengisi kebosanannya. Aku mengawasinya dengan tajam tiap hari, setiap gerak geriknya kuperhatikan, mengapa ia begitu kuat menjalani hidupnya. Dia sekarang menggunakan headset mendengarkan lagu lagu yang kubenci, lagu lagu yang membuatnya menggerakkan kepalanya naik dan turun tiap detiknya. Membuatnya tidak takut untuk menjalani aktivitasnya hari hari, dia makan malam tiap lebih dari jam 10, tidur sangat larut dan bangun lebih dari jam 6 tiap harinya.
Aku sekarang memandangnya yang akhirnya beranjak dari kursi meja belajarnya, dia pergi keluar kamar, aku mengikutinya..melewati lorong-lorong gelap yang mencekam. Tidak ada cahaya yang berarti untuk penerangan, namun ia tetap maju dengan tatapan polos, amarahku meningkat..mengapa dia malah berkeliling tanpa rasa takut padahal gelap sekali begini?. "Ok..bersabarlah" aku bergumam. Dia sekarang turun ke lantai 2 lalu masuk ke dalam kamar 04, dia membuka pintu dan masuk sambil bergumam dengan nyanyiannya. Sepertinya dia akan mencari makan lagi sekarang, dia masuk ke ruang tengah dan malah duduk di atas sofa yang terbuat dari kulit berwarnya coklat yang sudah sobek-sobek. "Hmm..apa yang akan dilakukannya sekarang ya..." pikirku. Dia mulai menggerakkan tangannya dan mengambil sebuah balok kecil berwarna abu-abu. Dia menekan sesuatu di balok tersebut dan tiba tiba muncul cahaya terang dari sebuah balok yang lebih besar di hadapannya, (manusia biasa memanggilnya dengan Televisi). Balok tersebut berbicara, sepertinya penting..akupun mendengarkan dari bawah Reza. "Sudah 3 tahun sejak peristiwa ini terjadi, ribuan penduduk panik saat itu dan pergi meninggalkan kota karna banyaknya korban jiwa dijalan. Tim Penakluk dikirimkan namun tidak memberi hasil, 3 tahun sejak kasus ini ditunda..pemerintah dunia masih mencari jalan keluar untuk masalah ini, diharapkan untuk para warga kota agar tetap tenang dan hidup seperti biasa". Berita dari balok bercahaya tersebut mengatakan bahwa ada sesuatu di kota ini yang menimbulkan korban jiwa pada masyarakat. Aku merasa kaget, tersaingi, usahaku untuk menguasai dunia terhalang oleh makhluk ini. Aku untuk menguasai rumah susun ini saja susah sekali dengan hadapan saya Reza ini, bagaimana aku dapat melawan makhluk yang diberitahu balok cahaya tadi.
Aku bergerak melihat Reza dari kejauhan, memantau apa reaksi dia akan pemberitahuan tadi, tak lama kemudian ia pun beranjak dari tempatnya dengan muka kosong. Apa yang akan dia lakukan sekarang?apakah dia akan ikut pergi seperti penduduk lain 3 tahun yang lalu,?, apakah sekarang dia sudah menyadari bahwa ia hidup sendirian di rumah susun ini?. Dia bergerak ke belakang kamar, membuka kulkas dan ternyata dia malah membawa beberapa roti dan susu kaleng dari kulkas itu. Kenapa dia tidak syok mendengar berita tadi..apa yang terjadi dengannya?apakah dia bukan manusia lagi? begitu banyak pertanyaan yang membingungkan diriku akannya. Dia duduk kembali di sofa tadi, namun sekarang aku perhatikan lama-kelamaan dia tidak bergerak sama sekali, sepertinya dia sudah tertidur, sekaranglah kesempatanku untuk mengalahkannya. Aku mendekat dari bawah, naik ke atas sofa dan berada tepat di sampingnya. Aku mulai bergerak ke telinganya, dan akhirnya aku berada di puncak hidungnya. "Inilah saatnya menjadi penguasa dunia"aku berteriak dengan gembira, namun tiba-tiba disaat aku tertawa..dia terbangun, langsung memukulku dengan kibasan yang kuat. melontarkan diriku jauh darinya, dia mendekat dan mengejarku sambil membawa sapu digenggamannya, aku merasa panik. Kenapa jadi diriku yang tertekan begini, aku lari ke atas dinding dan merentangkan sayapku..aku terbang keluar jendela yang ternyata sekarang fajar sudah terbit. Saat ku lihat jalanan di dekat rumah susun ini ternyata banyak tulang belulang dan besetan besetan di dinding berwarna merah. Aku terbang ke jalan dan masuk ke salah satu rumah makan, ternyata di dalam situ ada penghuninya, dia langsung memungutku dan menyembunyikan diriku.
Setelah berbincang-bincang, dia memberitahuku yang ternyata penyebab perginya para penduduk karna ulah Reza yang berhuni di rumah susun lantai 3 tersebut. Hatiku bergetar, "LOL" bagaimana diriku dapat menjadi penguasa dunia kalau begini, tekadku sudah bulat..aku akan menguasai dunia bagaimanapun caranya. Aku keluar meninggalkan rumah makan tersebut dan kembali terbang ke lantai 3 rumah susun itu untuk menentukan takdirku. Saatku memasuki kamar Reza, kulihat kamarnya sudah bersih, aku terkaget kaget melihatnya keluyuran kesana kemari merapihkan kamarnya. Dan pada akhirnya dia menemukan tempat tidurku di balik pintu kamar mandinya, tidak bisa dibiarkan..harus kubunuh dia sekarang juga. Aku terbang mendekatinya dan turun ke depannya untuk berduel 1 lawan 1. Dengan tersontak Reza langsung memukulku dengan sapu tangannya yang tergantung di bahunya..ouch.. aku terlempar, masih selamat, aku mencari tempat yang aman, terbang ke hadapannya untuk menjatuhkannya..dia bergerak menangkis seluruh seranganku dengan baik. Pada akhirnya aku dihabisi dengan kaleng yang ia semprotkan padaku. Aku puyeng dan akhirnya terjatuh diatas klosetnya, dia langsung menyiramku dengan air banyak sambil berkata "Mati kau Kecoak!!!". Aku mati...
Aku sekarang memandangnya yang akhirnya beranjak dari kursi meja belajarnya, dia pergi keluar kamar, aku mengikutinya..melewati lorong-lorong gelap yang mencekam. Tidak ada cahaya yang berarti untuk penerangan, namun ia tetap maju dengan tatapan polos, amarahku meningkat..mengapa dia malah berkeliling tanpa rasa takut padahal gelap sekali begini?. "Ok..bersabarlah" aku bergumam. Dia sekarang turun ke lantai 2 lalu masuk ke dalam kamar 04, dia membuka pintu dan masuk sambil bergumam dengan nyanyiannya. Sepertinya dia akan mencari makan lagi sekarang, dia masuk ke ruang tengah dan malah duduk di atas sofa yang terbuat dari kulit berwarnya coklat yang sudah sobek-sobek. "Hmm..apa yang akan dilakukannya sekarang ya..." pikirku. Dia mulai menggerakkan tangannya dan mengambil sebuah balok kecil berwarna abu-abu. Dia menekan sesuatu di balok tersebut dan tiba tiba muncul cahaya terang dari sebuah balok yang lebih besar di hadapannya, (manusia biasa memanggilnya dengan Televisi). Balok tersebut berbicara, sepertinya penting..akupun mendengarkan dari bawah Reza. "Sudah 3 tahun sejak peristiwa ini terjadi, ribuan penduduk panik saat itu dan pergi meninggalkan kota karna banyaknya korban jiwa dijalan. Tim Penakluk dikirimkan namun tidak memberi hasil, 3 tahun sejak kasus ini ditunda..pemerintah dunia masih mencari jalan keluar untuk masalah ini, diharapkan untuk para warga kota agar tetap tenang dan hidup seperti biasa". Berita dari balok bercahaya tersebut mengatakan bahwa ada sesuatu di kota ini yang menimbulkan korban jiwa pada masyarakat. Aku merasa kaget, tersaingi, usahaku untuk menguasai dunia terhalang oleh makhluk ini. Aku untuk menguasai rumah susun ini saja susah sekali dengan hadapan saya Reza ini, bagaimana aku dapat melawan makhluk yang diberitahu balok cahaya tadi.
Aku bergerak melihat Reza dari kejauhan, memantau apa reaksi dia akan pemberitahuan tadi, tak lama kemudian ia pun beranjak dari tempatnya dengan muka kosong. Apa yang akan dia lakukan sekarang?apakah dia akan ikut pergi seperti penduduk lain 3 tahun yang lalu,?, apakah sekarang dia sudah menyadari bahwa ia hidup sendirian di rumah susun ini?. Dia bergerak ke belakang kamar, membuka kulkas dan ternyata dia malah membawa beberapa roti dan susu kaleng dari kulkas itu. Kenapa dia tidak syok mendengar berita tadi..apa yang terjadi dengannya?apakah dia bukan manusia lagi? begitu banyak pertanyaan yang membingungkan diriku akannya. Dia duduk kembali di sofa tadi, namun sekarang aku perhatikan lama-kelamaan dia tidak bergerak sama sekali, sepertinya dia sudah tertidur, sekaranglah kesempatanku untuk mengalahkannya. Aku mendekat dari bawah, naik ke atas sofa dan berada tepat di sampingnya. Aku mulai bergerak ke telinganya, dan akhirnya aku berada di puncak hidungnya. "Inilah saatnya menjadi penguasa dunia"aku berteriak dengan gembira, namun tiba-tiba disaat aku tertawa..dia terbangun, langsung memukulku dengan kibasan yang kuat. melontarkan diriku jauh darinya, dia mendekat dan mengejarku sambil membawa sapu digenggamannya, aku merasa panik. Kenapa jadi diriku yang tertekan begini, aku lari ke atas dinding dan merentangkan sayapku..aku terbang keluar jendela yang ternyata sekarang fajar sudah terbit. Saat ku lihat jalanan di dekat rumah susun ini ternyata banyak tulang belulang dan besetan besetan di dinding berwarna merah. Aku terbang ke jalan dan masuk ke salah satu rumah makan, ternyata di dalam situ ada penghuninya, dia langsung memungutku dan menyembunyikan diriku.
Setelah berbincang-bincang, dia memberitahuku yang ternyata penyebab perginya para penduduk karna ulah Reza yang berhuni di rumah susun lantai 3 tersebut. Hatiku bergetar, "LOL" bagaimana diriku dapat menjadi penguasa dunia kalau begini, tekadku sudah bulat..aku akan menguasai dunia bagaimanapun caranya. Aku keluar meninggalkan rumah makan tersebut dan kembali terbang ke lantai 3 rumah susun itu untuk menentukan takdirku. Saatku memasuki kamar Reza, kulihat kamarnya sudah bersih, aku terkaget kaget melihatnya keluyuran kesana kemari merapihkan kamarnya. Dan pada akhirnya dia menemukan tempat tidurku di balik pintu kamar mandinya, tidak bisa dibiarkan..harus kubunuh dia sekarang juga. Aku terbang mendekatinya dan turun ke depannya untuk berduel 1 lawan 1. Dengan tersontak Reza langsung memukulku dengan sapu tangannya yang tergantung di bahunya..ouch.. aku terlempar, masih selamat, aku mencari tempat yang aman, terbang ke hadapannya untuk menjatuhkannya..dia bergerak menangkis seluruh seranganku dengan baik. Pada akhirnya aku dihabisi dengan kaleng yang ia semprotkan padaku. Aku puyeng dan akhirnya terjatuh diatas klosetnya, dia langsung menyiramku dengan air banyak sambil berkata "Mati kau Kecoak!!!". Aku mati...