Hari
yang mengesankan di planet Novus yang langit-langitnya diwarnai oleh banyak
planet-planet lain dan bintang-bintang. Pemandangan alam yang masih indah
terjaga dengan ASRI juga ada bagian yang tandus dan sangat mencekam.
Makhluk-makhluk pribumi yang hidup damai dengan kekuatan-kekuatannya tersendiri
mewarnai planet menjadi hidup sentosa. Namun ada 3 bangsa yang selalu berperang
untuk menaklukkan planet ini yaitu Bellato Union, Accretia Empire, dan Cora
Alliance. Setiap bangsa memiliki divisi masing masing dalam prajuritnya dan
Archon sebagai raja dari bangsa itu sendiri.
Kirito hidup bahagia sebagai
manusia di bangsa Bellato Union, sejak kecil dia selalu bercita-cita untuk
membunuh kaleng accretia karena mereka membunuh kakak tercintanya Kazeo di saat
sedang mengerjakan misi level S di elan. Diumur 22 tahun dia memulai kisah
balas dendamnya sebagai prajurit bangsa. Kirito sangat mahir dalam memanah dan
memilih divisi ranger di bangsanya. Saat ini dia masih di level 1 dan masih 44
level lagi agar bisa pergi ke Elan untuk
membunuh sang robot kaleng jelek, karena itu dia mulai menaikkan levelnya di
bangsa dengan keluar HQ(markas utama) dan membunuh makhluk-makhluk pribumi
(monster). Keahliannya dalam memanah tidak dapat diragukan, setelah berkeliling
wilayah sekitar bangsa dia dapat membunuh Lunker, monster dinosaurus yang
sangat ganas dan dapat dibunuh oleh level 35. Dia sangat bersemangat hingga
setelah 1 minggu diluar markas ia dapat kembali ke HQ dengan level 40
ditangannya. Dia pergi ke dewan mentri bangsa dan meminta kenaikan jabatan agar
dapat membeli senjata lebih kuat.
Disaat dia pergi ke NPC dan
membeli senjata, tiba-tiba ingatan dia tentang robot accretia terlintas..membuatnya
sangat marah dan takut karena dimimpinya itu dia masih sangat lemah dan melihat
kakaknya terbunuh dengan senajta mematikan yang melontarkan rudal listrik
hingga membuat kakaknya mati hangus. “plak..” tiba-tiba seorang wanita
menamparnya.”Hoy jawab dong!!..lu level berapa?”si wanita cantik itu berkata
dengan muka cemberut, dia adalah wanita cantik dengan divisi spiritualist.
Karena sekarang kirito sudah level 45 dan monster akan menjadi lebih sulit jika
dilawan sendiri, kirito memberanikan diri untuk berbicara padanya.“ano..hai!”
perkataan itu membuat sang wanita tambah marah “hai?abis mimpi ya?haha..lu lucu
juga” kirito menjadi malu dan bertanya “namaku kirito..mau party (bergabung)
gak biar gampang naikin levelnya?”mendengar itu wanita itu kaget karena
ternyata dia berfikiran sama untuk 1 party/ 1 tim, dia menjawab dan bertanya
lagi “Oh,tentu…namaku asuna..lu level
berapa?” “Oh..maaf lupa jawab, gw level 45” jawab kirito dengan wajah merah.
“muka lu napa merah? Ayo pergi ke Elan!” akhirnya mereka pergi ke tempat yang
dituju Kirito dari dulu. Ke tempat mimpi buruk.. Elan.
Bulu kuduk merinding.. Kirito
melihat banyak makhluk lain yang sangat menyeramkan, namun dia juga bersemangat setelah melihat robot kaleng
accretia yang memakai launcher yang mirip dengan yang dia lihat 17 tahun yang
lalu. Mereka keluar port dan membunuh monster bersama bellato lainnya, semua
berjalan lancar..kirito dan asuna sudah level 52 setelah 3 hari di Elan.
Melawan ratusan laba-laba raksasa, gorilla gila, para pembelot yang melarikan
diri. Kirito dan Asuna menjadi sangat kuat, membeli senjata dan armor baru di
NPC elan dan sekarang mereka mencapai level 60..kirito melihat wajah asuna
semakin lama semakin dekat dengannya..Asuna menatapnya dan wajahnya sekarang dilumuri
air mata..Asuna menangis di pundaknya Kirito. “ada apa denganmu Asuna?” Jantung
Kirito berdebar kencang merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan segera
terjadi.. Asuna menatapnya dan menjawab “Maafkan aku Kirito..”.
Terdengar suara mesin di
langit.. Kirito melihatnya dan ternyata di angkasa muncul sebuah pesawat
angkasa besar yang memiliki lambang bangsa Cora. Kirito shock dan sangat
ketakutan karena melihat pesawat tempur yang sangat besar, bintik hitam
terlihat di langit dan semakin lama semakin besar dan berubah warna menjadi
ungu. Ternyata itu adalah wanita dari bangsa Cora.. dilihat dari perlengkapan
senjata dan armornya, Kirito memperkirakan bahwa dia berlevel 70. Yang ia
pikirkan lebih lebih adalah bagaimana pesawat tempur itu menemukan mereka?,
mengapa setelah Asuna menangis pesawat tempur tersebut tiba-tiba sampai?.
Kirito melihat sekeliling dan ternyata Asuna sudah tidak ada. “Hoi makhluk lemah..kau akan mati
sekarang!” suara sang wanita berbaju ungu dengan mengarahkan tongkat sihir yang
berkejora padanya. Sekejap terlihat cahaya biru mengenai dada Kirito, sangat
menyegat membuat Kirito linglung..telinganya berdenging untuk sesaat. Ternyata
Wanita tersebut benar benar menyerangnya. Kirito bangkit dan mengeluarkan
panahnya yang sekarang berkejora hijau, mengarahkan anak panahnya pada wanita
Cora tersebut..kilatan sinar biru terlihat kembali, Kirito segera menghindar
dan sinar biru tersebut melewatinya dan menghantam benda hitam yang terbuat
dari logam. Kilatan biru tersebut hilang dan muncul suara tembakan yang
mengeluarkan rudal berlistrik.. “Accretia!!” teriak Kirito.
Rudal tersebut sangat cepat,
mengenai wanita Cora tersebut dan membuatnya terhempas jauh dan membuatnya
pingsan, deritan suara mesin terdengar jelas di telinga Kirito membuatnya teringat
kaleng Accretia 17 tahun silam. Kirito mengarahkan panahnya ke kaleng robot
tersebut dan melontarkan panahnya, robot tersebut tidak menghindar dan panah
Kirito patah di dada robot tersebut. Panik! Kirito langsung lari menjauh sejauh
mungkin dari robot tersebut, ia berlari kedalam hutan sambil mendengar suara
decitan robot di belakang mengejarnya. Kirito masih bingung apa yang pesawat
tempur bangsa Cora tersebut lakukan di udara.. mereka tidak menyerang dan hanya
mengikuti secara pelan seperti mengawasi apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Doom!” suara tembakan terdengar oleh Kirito, ia reflex menghindar dan peluru
tersebut melewatinya. Desing tembakan demi tembakan terus terdengar membuat
Kirito semakin takut. Tiba-tiba kirito melihat bayangan hitam di sampingnya
disaat dia sedang berlari, terus mengikutinya disampingnya. Bayangan tersebut
mirip seperti Asuna..”Asuna apa itu kau?” Kirito berkata kepada bayangan aneh
tersebut. Bayangan tersebut berhenti dan disaat robot Accretia itu melintas
tiba-tiba robot tersebut menghilang.
Kirito berhenti berlari,
kebingungan..apa yang bayangan tadi lakukan pada robot tersebut. Sekarang
Kirito melihat ke pesawat Cora tersebut dan melihat pesawat tersebut
mengeluarkan pesawat yang lebih kecil yang mengejarnya. Kirito kaget dan
berlari lagi, namun dia merasa tidak akan bisa kabur dari pesawat cepat itu.
Dia mengeluarkan panahnya dan mulai menembaki pesawat kecil yang mengejarnya.
Tembakan Kirito tidak ada yang mengenai pesawat tadi, malahan pesawat tadi
menembakkan banyak peluru api. Tembakan tadi mengenai Kirito, membakar
tubuhnya..dia meronta, terasa lebih pedih dari tembakan robot Accretia
sebelumnya. Kirito pingsan dalam kegelapan alam bawah sadarnya. Apa yang akan
mereka lakukan padaku sekarang?..
Kirito terbangun..dia melihat
sekeliling ruangan dipenuhi botol-botol percobaan. “ini pasti di dalam kapal
Cora tersebut” gumamnya. “Dimana Asuna?, apakah dia juga disekap di pesawat
ini?” berbagai pertanyaan terlontar di pikirannya, juga cara-cara melarikan
diri dari tempat tersebut. Ruangan tersebut dingin dan berbau obat. Dari tembok
tiba-tiba muncul lubang hitam berbentuk pintu dan keluarlah 3 orang wanita
bangsa Cora. Mereka terlihat seperti divisi Specialist. “Sepertinya mereka akan
membedah otakku dan menjadikan aku bahan percobaan untuk menyerang HQ Bellato”
pikir Kirito. “Ini akhir dari hidupmu dasar manusia kerdil!” terlihat mereka
mengeluarkan alat sengat berlistrik seperti ingin membuat Kirito pingsan.
Kirito tidak bisa mengeluarkan panah berpijar hijau miliknya. Rasa panik dan
hati berdebar terus muncul dalam dirinya. Kirito bangun mengambil pisau bedah
yang ada di sampingnya. Dia ingat pernah diajari 1 Sihir dari temannya divisi
Spiritualist dulu. Sihirnya berhasil, pisau bedah tersebut diselubungi oleh
listrik hijau begitu juga dirinya. Musuh terkejut dan mulai menyerangnya,
Kirito melawannya namun ternyata sihir yang Kirito keluarkan rupanya adalah
sihir kelincahan yang dapat membuatnya berpindah tempat dalam posisi dekat.
Kirito berpindah tempat ke lubang hitam berbentuk pintu tadi dan setelah
melewati dia melihat tombol disampingnya. Dia menekannya dan lubang hitam tadi
tertutup. Rencananya berhasil, dan di depannya terlihat 1 meja kayu yang
terbaring 1 lembar kertas.
“Maafkan saya Kirito, aku adalah
mata-mata Cora yang ingin menghancurkan Bellato. Mereka memberimu semacam racun
yang akan membuatmu menjadi mutan penghancur manusia, tapi aku tidak bisa
membunuhmu. Aku mengubah tujuan dari lubang hitam. Lubang hitam tadi adalah
lubang teleportasi ke planet yang ada di galaksi Bima Sakti yaitu planet Bumi.
Disana adalah tempat para manusia namun tidak terlalu pintar. Carilah orang
yang bernama Shinichi Kudo, dia orang cerdas yang dapat menyembuhkan racun
tersebut. Janganlah mati, Hidup bahagialah disana
Asuna”