Rising Force

3 Bangsa 1 Wanita

            Hari yang mengesankan di planet Novus yang langit-langitnya diwarnai oleh banyak planet-planet lain dan bintang-bintang. Pemandangan alam yang masih indah terjaga dengan ASRI juga ada bagian yang tandus dan sangat mencekam. Makhluk-makhluk pribumi yang hidup damai dengan kekuatan-kekuatannya tersendiri mewarnai planet menjadi hidup sentosa. Namun ada 3 bangsa yang selalu berperang untuk menaklukkan planet ini yaitu Bellato Union, Accretia Empire, dan Cora Alliance. Setiap bangsa memiliki divisi masing masing dalam prajuritnya dan Archon sebagai raja dari bangsa itu sendiri.
Kirito hidup bahagia sebagai manusia di bangsa Bellato Union, sejak kecil dia selalu bercita-cita untuk membunuh kaleng accretia karena mereka membunuh kakak tercintanya Kazeo di saat sedang mengerjakan misi level S di elan. Diumur 22 tahun dia memulai kisah balas dendamnya sebagai prajurit bangsa. Kirito sangat mahir dalam memanah dan memilih divisi ranger di bangsanya. Saat ini dia masih di level 1 dan masih 44 level lagi agar bisa pergi ke Elan  untuk membunuh sang robot kaleng jelek, karena itu dia mulai menaikkan levelnya di bangsa dengan keluar HQ(markas utama) dan membunuh makhluk-makhluk pribumi (monster). Keahliannya dalam memanah tidak dapat diragukan, setelah berkeliling wilayah sekitar bangsa dia dapat membunuh Lunker, monster dinosaurus yang sangat ganas dan dapat dibunuh oleh level 35. Dia sangat bersemangat hingga setelah 1 minggu diluar markas ia dapat kembali ke HQ dengan level 40 ditangannya. Dia pergi ke dewan mentri bangsa dan meminta kenaikan jabatan agar dapat membeli senjata lebih kuat.
Disaat dia pergi ke NPC dan membeli senjata, tiba-tiba ingatan dia tentang robot accretia terlintas..membuatnya sangat marah dan takut karena dimimpinya itu dia masih sangat lemah dan melihat kakaknya terbunuh dengan senajta mematikan yang melontarkan rudal listrik hingga membuat kakaknya mati hangus. “plak..” tiba-tiba seorang wanita menamparnya.”Hoy jawab dong!!..lu level berapa?”si wanita cantik itu berkata dengan muka cemberut, dia adalah wanita cantik dengan divisi spiritualist. Karena sekarang kirito sudah level 45 dan monster akan menjadi lebih sulit jika dilawan sendiri, kirito memberanikan diri untuk berbicara padanya.“ano..hai!” perkataan itu membuat sang wanita tambah marah “hai?abis mimpi ya?haha..lu lucu juga” kirito menjadi malu dan bertanya “namaku kirito..mau party (bergabung) gak biar gampang naikin levelnya?”mendengar itu wanita itu kaget karena ternyata dia berfikiran sama untuk 1 party/ 1 tim, dia menjawab dan bertanya lagi     “Oh,tentu…namaku asuna..lu level berapa?” “Oh..maaf lupa jawab, gw level 45” jawab kirito dengan wajah merah. “muka lu napa merah? Ayo pergi ke Elan!” akhirnya mereka pergi ke tempat yang dituju Kirito dari dulu. Ke tempat mimpi buruk.. Elan.
Bulu kuduk merinding.. Kirito melihat banyak makhluk lain yang sangat menyeramkan, namun dia juga  bersemangat setelah melihat robot kaleng accretia yang memakai launcher yang mirip dengan yang dia lihat 17 tahun yang lalu. Mereka keluar port dan membunuh monster bersama bellato lainnya, semua berjalan lancar..kirito dan asuna sudah level 52 setelah 3 hari di Elan. Melawan ratusan laba-laba raksasa, gorilla gila, para pembelot yang melarikan diri. Kirito dan Asuna menjadi sangat kuat, membeli senjata dan armor baru di NPC elan dan sekarang mereka mencapai level 60..kirito melihat wajah asuna semakin lama semakin dekat dengannya..Asuna menatapnya dan wajahnya sekarang dilumuri air mata..Asuna menangis di pundaknya Kirito. “ada apa denganmu Asuna?” Jantung Kirito berdebar kencang merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi.. Asuna menatapnya dan menjawab “Maafkan aku Kirito..”.
Terdengar suara mesin di langit.. Kirito melihatnya dan ternyata di angkasa muncul sebuah pesawat angkasa besar yang memiliki lambang bangsa Cora. Kirito shock dan sangat ketakutan karena melihat pesawat tempur yang sangat besar, bintik hitam terlihat di langit dan semakin lama semakin besar dan berubah warna menjadi ungu. Ternyata itu adalah wanita dari bangsa Cora.. dilihat dari perlengkapan senjata dan armornya, Kirito memperkirakan bahwa dia berlevel 70. Yang ia pikirkan lebih lebih adalah bagaimana pesawat tempur itu menemukan mereka?, mengapa setelah Asuna menangis pesawat tempur tersebut tiba-tiba sampai?. Kirito melihat sekeliling dan ternyata Asuna sudah  tidak ada. “Hoi makhluk lemah..kau akan mati sekarang!” suara sang wanita berbaju ungu dengan mengarahkan tongkat sihir yang berkejora padanya. Sekejap terlihat cahaya biru mengenai dada Kirito, sangat menyegat membuat Kirito linglung..telinganya berdenging untuk sesaat. Ternyata Wanita tersebut benar benar menyerangnya. Kirito bangkit dan mengeluarkan panahnya yang sekarang berkejora hijau, mengarahkan anak panahnya pada wanita Cora tersebut..kilatan sinar biru terlihat kembali, Kirito segera menghindar dan sinar biru tersebut melewatinya dan menghantam benda hitam yang terbuat dari logam. Kilatan biru tersebut hilang dan muncul suara tembakan yang mengeluarkan rudal berlistrik.. “Accretia!!” teriak Kirito.
Rudal tersebut sangat cepat, mengenai wanita Cora tersebut dan membuatnya terhempas jauh dan membuatnya pingsan, deritan suara mesin terdengar jelas di telinga Kirito membuatnya teringat kaleng Accretia 17 tahun silam. Kirito mengarahkan panahnya ke kaleng robot tersebut dan melontarkan panahnya, robot tersebut tidak menghindar dan panah Kirito patah di dada robot tersebut. Panik! Kirito langsung lari menjauh sejauh mungkin dari robot tersebut, ia berlari kedalam hutan sambil mendengar suara decitan robot di belakang mengejarnya. Kirito masih bingung apa yang pesawat tempur bangsa Cora tersebut lakukan di udara.. mereka tidak menyerang dan hanya mengikuti secara pelan seperti mengawasi apa yang akan terjadi selanjutnya. “Doom!” suara tembakan terdengar oleh Kirito, ia reflex menghindar dan peluru tersebut melewatinya. Desing tembakan demi tembakan terus terdengar membuat Kirito semakin takut. Tiba-tiba kirito melihat bayangan hitam di sampingnya disaat dia sedang berlari, terus mengikutinya disampingnya. Bayangan tersebut mirip seperti Asuna..”Asuna apa itu kau?” Kirito berkata kepada bayangan aneh tersebut. Bayangan tersebut berhenti dan disaat robot Accretia itu melintas tiba-tiba robot tersebut menghilang.
Kirito berhenti berlari, kebingungan..apa yang bayangan tadi lakukan pada robot tersebut. Sekarang Kirito melihat ke pesawat Cora tersebut dan melihat pesawat tersebut mengeluarkan pesawat yang lebih kecil yang mengejarnya. Kirito kaget dan berlari lagi, namun dia merasa tidak akan bisa kabur dari pesawat cepat itu. Dia mengeluarkan panahnya dan mulai menembaki pesawat kecil yang mengejarnya. Tembakan Kirito tidak ada yang mengenai pesawat tadi, malahan pesawat tadi menembakkan banyak peluru api. Tembakan tadi mengenai Kirito, membakar tubuhnya..dia meronta, terasa lebih pedih dari tembakan robot Accretia sebelumnya. Kirito pingsan dalam kegelapan alam bawah sadarnya. Apa yang akan mereka lakukan padaku sekarang?..
Kirito terbangun..dia melihat sekeliling ruangan dipenuhi botol-botol percobaan. “ini pasti di dalam kapal Cora tersebut” gumamnya. “Dimana Asuna?, apakah dia juga disekap di pesawat ini?” berbagai pertanyaan terlontar di pikirannya, juga cara-cara melarikan diri dari tempat tersebut. Ruangan tersebut dingin dan berbau obat. Dari tembok tiba-tiba muncul lubang hitam berbentuk pintu dan keluarlah 3 orang wanita bangsa Cora. Mereka terlihat seperti divisi Specialist. “Sepertinya mereka akan membedah otakku dan menjadikan aku bahan percobaan untuk menyerang HQ Bellato” pikir Kirito. “Ini akhir dari hidupmu dasar manusia kerdil!” terlihat mereka mengeluarkan alat sengat berlistrik seperti ingin membuat Kirito pingsan. Kirito tidak bisa mengeluarkan panah berpijar hijau miliknya. Rasa panik dan hati berdebar terus muncul dalam dirinya. Kirito bangun mengambil pisau bedah yang ada di sampingnya. Dia ingat pernah diajari 1 Sihir dari temannya divisi Spiritualist dulu. Sihirnya berhasil, pisau bedah tersebut diselubungi oleh listrik hijau begitu juga dirinya. Musuh terkejut dan mulai menyerangnya, Kirito melawannya namun ternyata sihir yang Kirito keluarkan rupanya adalah sihir kelincahan yang dapat membuatnya berpindah tempat dalam posisi dekat. Kirito berpindah tempat ke lubang hitam berbentuk pintu tadi dan setelah melewati dia melihat tombol disampingnya. Dia menekannya dan lubang hitam tadi tertutup. Rencananya berhasil, dan di depannya terlihat 1 meja kayu yang terbaring 1 lembar kertas.
“Maafkan saya Kirito, aku adalah mata-mata Cora yang ingin menghancurkan Bellato. Mereka memberimu semacam racun yang akan membuatmu menjadi mutan penghancur manusia, tapi aku tidak bisa membunuhmu. Aku mengubah tujuan dari lubang hitam. Lubang hitam tadi adalah lubang teleportasi ke planet yang ada di galaksi Bima Sakti yaitu planet Bumi. Disana adalah tempat para manusia namun tidak terlalu pintar. Carilah orang yang bernama Shinichi Kudo, dia orang cerdas yang dapat menyembuhkan racun tersebut. Janganlah mati, Hidup bahagialah disana
                                                Asuna”